Proses tashfiyah dan tarbiyah, permunian islam dan mendidik ummat dengan
ajaran yang sesuai dengan ajaran syariat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
harus tetap menjadi langkah acuan dalam mendakwahkan islam. Hal ini dikarenakan
masih ada keyakinan-keyakinan tidak benar yang merasuki kalbu umat. Bak rumah
yang berpondasi rusak, maka aqidah yang tidak sesuai dengan aqidah Nabi ini pun
akhirnya merusak umat dan berperan besar dalam menimbulkan perpecahan demi
perbecahan. Di anatara aqidah yang diyakini kebenarannya, padahal merupakan
aqidah yang salah, adalah aqidah Nur Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
HAKIKAT AQIDAH
NUR MUHAMMAD
Di antara keyakinan keliru yang digagas oleh Aqthab (tokoh Sufi),
disebarkan dan dibela oleh mereka, adalah aqidah Nur Muhammad. Merekapun
membagukan ushul (landasan-landasan) untuk membenarkan aqidah ini dalam
kitab-kitab yang mereka tulis dan dalam syiar-syiar yang mereka susun. Hanya,
meski cukup terkenal aqidah ini, namun para ulama’ mereka belum satu kata dalam
mendefinisikannya secara detail dan jelas. Masing-masing menyampaikannya sesuai
dengan perasaan dan apa yang terbetik pada firasatnya (?!).
Mereka mengatakan, “(yang dimaksud Nur Muammad) bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, diciptakan dari cahaya, dan yang pertama kali
diciptakan oleh Allah adalah Cahaya Miuhammad; dan bumi seisinya diciptakan
karena Rasulullah, kalau tidak ada beliau, maka bumi tidak akan pernah ada dan
diciptakan”. Yusuf ismail an-Nabhani salah satu pembela ideologi ini
menjelaskan makna istilah yang aneh ini dengan berkata, “Ketahuilah, bahwasanya
tatkala kehendak al-Haq (Allah) berhubungan dengan penciptaan para mahluk-Nya,
Allah telah menampakkan haqiqat Muhammad dari cahaya-cahaya-Nya, kemudian
dengan sebabnya tersingkaplah seluruh alam dari atas hingga bawahnya
……………kemudian terpancarlah darinya sumber ruh-ruh, sedangkan dia (Muhammad)
merupakan jenis (ruh) yang paling tinggi diatas segala jenis dan sebagai induk
terbesar bagi seluruh mahluk yang ada". Ini mengandung pengertian bahwasanya
Allah menciptakan Muhammad dari cahaya-Nya dan bahwa Dia Azza wa Jalla
menciptakannya sebelum penciptaan Adam, bahkan sebelum menciptakan seluruh
alam. Dan bahwa segala sesuatu diciptakan dari cahaya Muhammad. Salah satu dari
tokoh mereka juga mengatakan, “Kalaulah tidak ada dia (muhammad), matahari,
bulan….. bintang, lauh dan qolam tidak akan pernah diciptakan”.
HAKIKAT AQIDAH NUR MUHAMMAD
Apa yang mereka sampaikan diatas, adalah anggapan-anggapan batil dan
pernyatan-pernyatan yang tidak memiliki bukti (dasar) dari al-Qur’an maupun
Hadits Nabi yang shahih. Dan tatkala mereka dimintai dalil yang shahih dan
jelas serta tidak kontradiktif dengan nash-nash yang ada, mereka malah
berhujjah dengan hadits-hadits yang seluruhnya berderajat maudhu (palsu). Diantaranya:
- Kalau tidak ada kamu, bintang-bintang tidak aku ciptakan.
- Aku menjadi Nabi, sedang adam, air dan tanah belum ada.
- Sesungguhnya dia (Muhamnad) dulu adalah cahaya yang ada disekeliling Arsy. Kemudian beliau bersabda: ‘Wahai Jibril, aku adalah cahaya itu.
Hadits-hadits ini berderajat PALSU, sementara sanad (para
perawi yang meriwayatkannya) dan matannya (teks haditsnya)pun MUNKAR,
Sungguh aneh, mereka menggunakan hadits-hadits palsu ini untuk menguatkan
aqidah Nur Muhammad. Apakah pantas hadits-hadits seperti ini dijadikan hujjah
(dasar) dalam agama?! Bagaimana mereka bisa mengunakan hadits-hadits tersebut
sebagai hujjah padahal bertentangan dengan firman Allah Azza wa Jalla, yang
artinya “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku”.(Qs.ad-Dzariyat/51:56) Sungguh allah Azza wa Jalla
telah menjelaskan dalam ayat ini bahwa Dia Azza wa Jalla tidak menciptakan jin
dan manusia seluruhnya termasuk Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam
kecuuali untuk tujuan Ibadah kepada-Nya saja. Mereka mengadopsi kesesatan ini,
agar dapat menghilangkan makna tauhid. Bagaimana bisa khurofat ini melekat pada
sebagian akal kaum muslimin, seolah-olah mereka belum pernah membaca ayat
diatas. Mungkin saja, karena kebodohan (tentang agama) yang terlalu parah telah
mempermainkan akal mereka.
Tentang keyakinan mereka bahwa Nabi Muhammad berasal dari Cahaya, bukan
seperti manusia dalam hal penciptaannya, keyakinan tersebut bertentangan dengan
nash-nash yang telah ada dalam al-Qur’an , seperti firman Allah Azza wa Jalla
yang artinya “Katakanlah, maha suci Rabbku, bukankah aku ini seorang manusia
yang menjadi rasul?”.(Qs. al-Isra/16:93) dan firman-Nya “Katakanlah, aku
bukanlah rasul yang pertama diantara rasul-rasul”.(Qs. al-Ahqaf/46:9) Barang
siapa yang mengingkari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai
manusia dan meyakini berasal dari cahaya yang tidak memiliki bayangan, sungguh
orang tersebut telah menghina Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
walaupun sebenarnya ia ingin mengagungkan beliau. Syaikh Ibnu Baz
Rahimahulloh berkata tentang aqidah Nur Muhammad, “sehubungan dengan
perkatan sebagian orang dan khurofi, serta serta kalangan shufi bahwa beliau
(Nabi Muhammad diciptakan dari cahaya atau yang pertama kali di ciptakan adalah
Cahaya Muhammad, ini semua kabar (riwayat) yang tidak ada dasarnya sama sekali
sebagaimana yang telah disebutkan dimuka”.
Beliau juga mengatakan, “(pernyataan) bahwa dunia diciptakan karena (Nabi)
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kalau tidak ada Muhammad Shallallahu
‘alaihi wa sallam, maka dunia tidak akan pernah ada, juga tidak akan diciptakan
mahluk lainnya, ini merupakan kebatilan, tidak ada asalnya, ini perkataan yang
rusak. Allah Azza wa Jalla menciptakan dunia agar Dia dikenal, diketahui dan
diibadahi (oleh mahluknya (manusia). Allah Azza wa Jalla menciptakan dunia dan
seluruh mahluk agar dikenal melaui nama-nama dan sifat-sifat-Nya, kekuasaan dan
ilmu-Nya, agar diibadahi, tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah menciptakan seluruh
mahluk agar mereka beribadah kepada-Nya. Allah berfirman, “Dan aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.(Qs.ad-Dzariyat/51:56).
Disini Allah menjelaskan bahwa Dia menciptakan mereka agar beribadah
kepada-Nya,bukan karena Nabi Muhammad. Nabi Muhammad termasuk dalam kandungan
ayat diatas, diciptakan untuk beribadah kepada-Nya. Hal ini sebagaimana firman
Allah Azza wa Jalla, “Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu yang
diyakini (Ajal)”.Qs. al-hijr/15:99. “Allah-lah yang menciptakan tujuh
langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu
mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya
Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu”. (Qs.ath-Thalaq/65:12. “Dan
kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa
hikmah”.(Qs.Shad/38/27). Dengan demikian, sudah jelas penyimpangan aqidah
Nur muhammad yang diyakini oleh sebagian orang (kaum sufi). Sebuah keyakinan
yang tidak pernah diajarkan oleh Nabi Muhammad kepada umat islam. Maka, harus
disingkirkan jauh-jauh dari umat islam, semoga bermanfaat.
Di ringkas dari Majalah As-Sunnah, edisi 01/thn XV jumadil akhir 1432
H/Mei 2011, Hal. 39-41
Yang ditulis Oleh Ust.Abdulah
bin Taslim